Pertamina Pesan Tanker Rp.2,66 Triliun dari Galangan Nasional
By Admin
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) tahun ini akan kedatangan
delapan kapal tanker tipe GP dengan bobot mati 17.500 DWT yang dipesan dari
galangan nasional senilai 200 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau sekira
Rp2,66 triliun.
Kapal tersebut dipesan dari perusahaan galangan
kapal nasional sebagai komitmen Pertamina untuk memberdayakan industri galangan
kapal nasional, kata Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda
Pusponegoro, di Jakarta, Minggu.
Kedelapan proyek tersebut melibatkan MT Parigi dan
MT Pattimura oleh PT Angrek Hitam Shipyard, MT Panderman, MT Papandayan, dan MT
Putri oleh PT Daya Radar Utama, serta MT Pasaman, MT Panjang, dan MT Pangrango
oleh PT Multi Ocean Shipyard.
Wianda mengatakan, Pertamina selalu memberikan
tantangan kepada industri dalam negeri baik dalam hal besaran kapal maupun
standar kapal. Galangan kapal nasional harus bisa membangun kapal berstandar
internasional yang dapat diterima berlayar ke negara manapun di dunia.
"Kapal tanker Pertamina juga dituntut untuk
ramah lingkungan dan tingkatsafety tinggi, serta taat terhadap ketentuan-ketentuan
internasional lainnya," katanya seperti dikutip dari Antara News..
Hingga akhir 2016, Pertamina akan memiliki sekitar
72 unit kapal yang berstatus milik sendiri. Sebanyak 34 kapal atau 47 persen
merupakan kapal yang diproduksi oleh galangan kapal nasional.
"Pertamina melalui rencana jangka panjang
penguatan armada milik berkomitmen tinggi untuk mengedepankan kerja sama dengan
mitra nasional sebagai pembangun kapal yang dibutuhkan perusahaan,"
katanya.
Saat ini, kapal milik terbesar yang diproduksi
galangan kapal nasional berukuran 30.000 DWT, yaitu MT Fastron yang dibangun
oleh PT PAL. Kapal dengan ukuran sebesar itu dipercayakan pembangunannya
setelah sukses membangun kapal sekelas di bawahnya.
Pertamina juga memberikan kepercayaaan kepada
galangan kapal lainnya, seperti PT Daya Radar Utama (DRU).
Setelah sukses membangun MT Musi berbobot 3.500
DWT dengan panjang kapal 90 meter, terbesar yang pernah mereka buat saat itu,
Pertamina memberikan tantangan lepada DRU membuat tiga kapal 17.500 DWT yang
panjangnya 157 meter, lebar 28 meter dan tinggi 12 meter.
"Kami juga meminta DRU dan juga galangan
kapal lain agar bisa membangun dengan kualitas yang sama dengan kapal produksi
Korea Selatan, dan terbukti berhasil sejauh ini," katanya.
Pertamina juga menantang industri pendukung
galangan kapal untuk lebih bisa berkembang sehingga kandungan lokal kapal dapat
terus ditingkatkan. Saat ini, kandungan lokal untuk kapal-kapal tanker buatan
dalam negeri umumnya sekitar 30 hingga 35 persen.
Business Development Director PT Daya Radar Utama,
Steven Angga Prana, mengakui bahwa besarnya peran Pertamina untuk membangun
kapasitas dan kemampuan galangan kapal dalam negeri.
Kesuksesan membangun MT Musi pada 2012 memicu
banyaknya order kapal-kapal besar dan modern kepada perusahaannya, termasuk KRI
Bintuni milik TNI Angakatan Laut (AL).
"Kami sangat mengapresiasi Pertamina yang
berani memberikan order kepada galangan nasional. Semula kami hanya memproduksi
kapal-kapal konvensional dan tidak hightech, dengan supervisi Pertamina yang
telah berpengalaman membangun kapal di luar negeri, sekarang kami mampu dengan
proses modern dan alat otomatis," kata Steven.
Steven mengatakan, untuk menyelesaikan kapal
berukuran 17.500 DWT umumnya memerlukan waktu 24 bulan. Dengan tiga kapal yang
diorder Pertamina, maka Daya Radar Utama mempekerjakan sekitar 1.500 orang
tenaga kerja.
"Kami optimistis dapat berkembang dan Daya
Radar Utama yang memiliki luas lahan 40 ha dan garis pantai sekitar 600 meter
ke depan akan mengembangkan galangan yang mampu membangun kapal tanker dengan
kapasitas 100.000 DWT," demikian Steven. * (mk)